Jumat, 20 Februari 2015

Film Dokumenter Dan Aliran Film Dokumenter


Unsur Dalam Film Dokumenter



Pada dasarnya Barsam menempatkan dokumenter itu sendiri di luar kategori lain karena ia mengatakan bahwa peran si pembuat film dalam menentukan interpretasi materi dalam jenis-jenis film tersebut jauh lebih spesifik. Perkembangan dokumenter dan genre-nya saat ini sudah sangat pesat dan beragam, tetapi ada beberapa unsur yang tetap dan penggunaannya; yakni undur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter.
Unsur Visual:
1. Observasionalisme reaktif
pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dnegan ketepatan observasi oleh operator kamera/sutradara.
2. Observasionalisme proaktif
Pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan observasi terdahulu oleh operator kamera/sutradara.
3. Mode ilustratif
Pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator/
voice over
4. Mode asosiatif
Pendekatan dalam dunia dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film, dapat terwakili.
Unsur Verbal:
1. Overheard exchange
Rekaman pembicaraan antaradua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.
2. Kesaksian
Rekaman observasi, opini atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar dan sumber lain yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ihttps://imamsuryanto.wordpress.com/wp-admin/post-new.phpni merupakan tujuan utama dari wawancara.
3. Eksposisi
Penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen.



Film Dokumenter

16032010
Pengertian Film Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah “dokumenter” pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sunpada tanggal 8 Februari 1926.
Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
APA ITU FILM DOKUMENTER ??
Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman ‘aktualitas’—potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan dan tanpa media perantara. Walaupun kadang menjadi materi dalam pembuatan dokumenter, faktor ini jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena materi-materi tersebut harus diatur, diolah kembali, dan diatur strukturnya. Terkadang bahkan dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil oleh para pembuat film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran shot (type of shot),  pencahayaan dan lain-lain agar dapat mencapai hasil akhir yang diinginkan.JohnGrierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam sebuah pembahasan film karya Robert Flaherty,
Moana(1925), yang mengacu pada kemampuan sebuah media untuk menghasilkan dokumen visual suatu kejadian tertentu.
Grierson sangat percaya bahwa “Sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda pula.” Oleh karena itu dokumenter pun termasuk didalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik, yang dalam istilahnya  disebut
“creative treatment of actuality”(perlakuan kreatif atas keaktualitasan).
Karena ada perlakuan kreatif, sama seperti dalam film fiksi lainnya, dokumenter dibangun dan bisa dilihat bukan sebagai suatu rekaman realitas, tetapi sebagai jenis representasi lain dari realitas itu sendiri. Kebanyakan penonton dokumenter di layar kaca sudah begitu terbiasa dengan kode dan bentuk yang dominan sehingga mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari dokumenter tersebut. Misalnya penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh voiceover, wawancara dari para ahli, saksi dan pendapat anggota masyarakat, set lokasi yang terlihat nyata, potongan-potongan kejadian langsung dan materi yang berasal dari arsip yang ditemukan.
Semua elemen khas tersebut memiliki sejarah dan tempat tertentu dalam perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai sebuah bentuk sinematik.Ini penting ditekankan, karena dalam berbagai hal, bentuk dokumenter sering diabaikan dan kurang dianggap di kalangan film seni karena seakan-akan dokumenter cenderung menjadi bersifat jurnalistik dalam dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan pesatnya perkembangan dokumenter dalam bentuk pemberitaan, terdapat perubahan. kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik oleh para pembuat film dokumenter akhir-akhir ini.
Dan kini perdebatannya berpindah pada segi estetik dokumenter karena ide kebenaran dan keaslian suatu dokumenter mulai dipertanyakan, diputarbalikkan dan diubah sehubungan dengan pendekatan segi estetik dokumenter dan film-film non-fiksi lainnya. Satu titik awal yang berguna adalah daftar kategori Richard Barsam yang ia sebut sebagai “film non-fiksi”  Daftar ini secara efektif menunjukkan jenis-jenis film yang dipandang sebagai dokumenter dan dengan jelas memiliki ide dan kode etik tentang dokumenter yang sama. Kategori-kategori tersebut adalah:
• Film faktual
• Film etnografik
• Film eksplorasi
• Film propaganda
• Cinéma-vérité
• Direct cinema
• Dokumenter

MENGENAL GENRE FILM DARI ISINYA

Mengenal Genre Film dari Isinya
Film kini sudah sangat rekat dengan kita. Siapa sih yang tidak suka menonton film? Hampir semuanya suka, yang membedakan adalah genrenya. Wait, apa sih genre? Genre itu jenis film. Nah, si genre atau jenis film itu dapat dibagi dan dilihat dari bebagai aspek: isi, penonton, pemeran, serta durasinya.
Dilihat dari isinya, film dibedakan menjadi:
Film Non Fiksi
Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna maupun manusia.

Film Dokumenter (Documentary Films)
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai jenis aliran dari film documenter misalnya dokudrama (docudrama).
Dalam jenis dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Dalam jenis film dokudrama, realita tetap menjadi pegangan. Kini jenis fim dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Tak hanya itu, film dokumenter juga dapat membawa keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Ini bisa dilihat dari banyaknya film dokumenter yang bisa kita saksikan melalui saluran televisi seperti program National Geographic dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun mantap menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program documenter tentang keragaman alam dan budaya.

Film Fiksi
Sedangkan untuk kelompok fiksi, dalam dunia perfileman kita mengenal jenis-jenis film yang berupa drama, suspence atau action, science fiction, horror dan Film Musikal. Jenis-Jenis Genre di Film fiksi adalah:
  1. Action
  2. Petualangan
  3. Komedi
  4. Kejahatan / gangster
  5. Drama
  6. Epik / sejarah
  7. Horor
  8. Musik
  9. Science-fic
  10. Perang
  11. Barat

Genre film terbagi lagi menjadi Sub-Genre, antara lain:
  1. Film biografi
  2. ‘Chick’ film (atau Film Gal)
  3. Detektif / Misteri Film
  4. Bencana
  5. Fantasi
  6. Film Noir
  7. Film ‘Guy’
  8. Melodrama atau Wanita “Weepers
  9. Film Romantis
  10. Film Olahraga
  11. Film Supernatural
  12. Thriller
Di tulisan-tulisan berikutnya, kita akan belajar mengenal jenis film berdasarkan umur penontonnya, atau rating serta pemeran dan durasinya.
Tertarik buat film sendiri? Here’s the good news. International Design School | IDS kini membuka kelas film dengan pengajar profesional, seperti Pandu Birantoro dan Gerry Habir, yang mengarahkanakan praktek secara langsung.  Melalui Sekolah Film ini, siswa akan diajarkan bagaimana membuat karya dalam bentuk portofolio yang baik sehingga siap berkompetisi di dunia perfilman Indonesia maupun internasional. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar